....

No idea exists in a vacuum. It is connected to related ideas, and to the real world, and to other people’s perspectives. Those connecting threads of context are where the vast creative potential of the human mind lies.

Kamis, 25 Oktober 2007

Summary Industri Kreatif Indonesia 2002-2006 (versi Beta 0.3)

Tanggal 23 Oktober 2007, acara Pameran Produksi Ekspor atau Trade Expo 2007 dibuka oleh Presiden RI. Acara berlangsung 23-27 Oktober 2007 di Jakarta International Expo (PRJ) di Kemayoran. Acara ini adalah gawe Departemen Perdagangan RI.

Didalam arena pameran, Hall D2 terdapat Anjungan Produk Utama (APU) berisi produk-produk utama dan potensial yang menjadi mata dagangan Indonesia. Disalah satu sudutnya, terdapat sektor Industri Kreatif. Disana ditampilkan berbagai pelaku Industri Kreatif Indonesia seperti kerajinan, furniture, advertising, animasi, games, desain produk, konsultan branding dan juga hasil Indonesia Good Design Selection (IGDS) hasil kerja Pusat Desain Nasional - Departemen Perindustrian.


Salah satu sudut arena pameran, Zona Industri Kreatif. Mesin ATM saya ada dipojok bawah.

Disini pula hasil mapping Industri Kreatif yang diolah oleh Departemen Perdagangan yang dibantu sebuah tim yang mewakili industri kreatif ditampilkan. Mapping ini masih dalam versi Beta, finalisasi akan diluncurkan di awal November. Berbagai diagram statistik ditampikan didalam sebuah panel berukuran 3 meter x 2 meter. Ini adalah resume dari hasil penelitian tim tersebut:

Industri Kreatif di Indonesia yang masih belum banyak tersentuh oleh campur tangan pemerintah ternyata cukup berperan dalam membangun perekonomian nasional. Sektor ini berkontribusi sebesar Rp 104,4 triliun rupiah di 2006, atau berperan rata-rata 4,75% di periode 2002-2006 dalam PDB nasional. Jumlah ini melebihi sumbangan yang diberikan oleh sektor listrik, gas, dan air bersih.

Yang lebih menjanjikan dari Industri Kreatif di Indonesia adalah kemampuannya dalam percepatan menghadirkan lapangan usaha baru. Sektor ini mampu menyerap 4,5 juta pekerja dengan tingkat pertumbuhan sebesar 17,6% di tahun 2006. Nilai pertumbuhan ini jauh melebihi tingkat pertumbuhan tenaga kerja nasional yang hanya tumbuh sebesar 0,54%. Jumlah perusahaan baru meningkat sebanyak 25,05%, juga jauh dibandingkan keseluruhan nasional yang hanya 14,41% di tahun yang sama.

Data-data di atas jelas menunjukkan pentingnya dan prospek yang dimiliki oleh industri kreatif khususnya di tahun-tahun mendatang, yang kiranya akan jauh lebih baik lagi dengan dukungan dari pemerintah, khususnya departemen perdagangan.

Sektor kreatif akan memberikan harapan baru akan munculnya suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang lebih banyak mengandalkan sentuhan kreatif individu yang akan membawa mereka ke level kehidupan yang lebih baik. Produktivitas sektor Industri kreatif lebih tinggi dari keseluruhan produktivitas tenaga kerja nasional, karena ekonomi kreatif membawa segenap talenta, bakat, dan hasrat individu untuk menciptakan “nilai tambah” melalui hadirnya produk/jasa kreatif.

Dengan campur tangan pemerintah, maka sektor ini dapat berperan jauh dalam perekonomian nasional. Industri kreatif di Indonesia akan mampu berperan menciptakan banyak lapangan kerja dan wirauusahawan-wirausahawan baru, yang akan membantu mengurangi jumlah pengangguran serta tingkat kemiskinan. Kesempatan untuk menjadi wirausahawan baru akan terbuka bagi semua golongan dan individu karena tidak diperlukan modal yang besar dan teknologi tinggi, cukup ide (produk) kreatif, asalkan mereka mau berusaha dan meraihnya.

Selain dampak ekonomi, industri kreatif juga mampu menghadirkan berbagai hal positif lainnya. Studi Industri kreatif di Inggris dan negara lainnya menyebutkan bahwa sektor ini mampu membantu menumbuhkan individual fulfilment dan well-being, menyatukan bangsa sebagai sebuah komunitas, meningkatkan kualitas pendidikan, serta membuat negara menjadi lebih menarik untuk kepariwisataan. Sehingga sudah saatnya bagi bangsa ini untuk mulai serius dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.

Pada saat pembukaan, terlihat beberapa tokoh dan mantan pengambil keputusan di pemerintah menaruh perhatian mereka pada Industri Kreatif. Rata-rata berkomentar positif.




Ki-Ka: Ardiansyah S Parlan-Dirjen Perdagangan Dalam Negeri DepDag. Rahardi Ramelan-mantan MenPerinDag Kabinet Reformasi, Andrie Trisaksono-orang biasa. Sedang asyik mendiskusikan kontribusi sektor Industri Kreatif dibandingkan dengan sektor-sektor industri lain. Sangat surprise ketika bapak Rahardi Ramelan menyebutkan bahwa kita semua harus mulai mengaktifkan OTAK KANAN, wow, beliau ternyata masih tekun mengikuti perkembangan teori-teori bahkan ke industri kreatif juga, selamat pak. Tidak ketinggalan para tokoh dari Pusat Desain Nasional seperti Prof Widagdo dan Ir Sihombing tampak hadir di arena.

Slideshow Mapping Industri Kreatif Indonesia 2002-2006 versi Beta 0.3 (penjelasan lebih detail, kunjungi http://industrikreatif-depdag.blogspot.com/ )

Diambil dari http://industrikreatif-depdag.blogspot.com